aku dan karya ku

aku dan karya ku
omod

Minggu, 09 Januari 2011

Teater cermin nganjang ka sunan ambu


Teater cermin nganjang ka sunan ambu
Teater Cemin SMAN 1 Cicurug KAB. Sukabumi kembali berkarya, kali ini teater cermin mengikuti Festival Teater Remaja jawa barat di Sekolah tinggi seni Indonesia (STSI) Bandung yang di gelar pada tanggal 29 s.d 5 Desember 2010 di Gedung kesenian Sunan Ambu, acara yang di laksanakan untuk kedua kalinya ini di ikuti oleh 20 grup teater sekolah tingkat SMA Se-Jawa Barat, diantaranya adalah : Teater Citra (SMAN 3 Subang), Teater Gotrok (SMA Muhamadiah Cirebon), Teater Tambang (SMA Bina Muda Kab. Bandung ), Teater Angsa (SMA 9 Cirebon), Teater Bassya (SMKN 2 Tarogong Kab. Garut), Teater Krestra (SMAN 1 Purwakarta), Teater Gading (SMAN 1 Leuwi Liang Kab. Bogor), dan beberapa teater sekolah dari kota dan Kab. Bandung.
Acara yang di gelar oleh keluarga mahasiswa teater STSI Bandung yang bekerja sama dengan G-art Organizer ini terasa cukup meriah karna konsep dan bentuk acara yang benar-benar tertata dengan rapi, acara yang bertemakan menancapkan eksistensi, menuju kemandirian Memeperebutkan beberapa kategori seperti juara pertama, kedua dan ketiga serta kategori sutradara, aktor dan musik terbaik.
Teater Cermin yang memang selalu konsisten untuk menajaga dan melestarikan seni teater di kalangan sekolah pada kesempatan ini memantaskan naskan Jampe-jampe Harupat karya dan Sutradara Achmad Dayari, naskah yang menceritakan sebuah kerinduan pada permainan-permainan masa lalu yang telah hilang di gerus oleh permainana-permainan modren ini di kemas dengan rapi dengan dukungan dari musik gamelan lengakap dan set musik modren lengkap(gitar, drum,keyboard), konsep pertunjukan yang memadukan unsur tradisi dan modern pun membuat pertunjukan Jampe-Jampe Harupat menjadi lebih menarik,
SMAN Negeri Cicurug Kab. Sukabumi memang selalu mendukung pada kreativitas siswanya, dukungan dana yang besar sangat membantu terlaksananya pertunjukan tetaer cermin di Faestival teater pelajar Jawa Barat ini. Selama 3 tahun teater cermin berdiri ini adalah kali ke-3 teater cermin pentas di kota kembang, dan mengukuhkan diri sebagai teater yang paling konsisten sebagai ekstrakulikuler teater sekolah di Kab. Sukabumi yang mengikuti Festival teater baik tingkat nasional maupun tingkat Jawa Barat, sebelumnya tetaer cermin pernah dua kali mengikuti Festival drama bahasa sunda Teater sunda kiwari di gedung kesenian Rumentang Siang Bandung tingkat nasional,
Teater adalah lahan pengajaran bagi siswa di luar dari pembelajaran di dalam kelas, dalam teater siswa akan mengerti tentang keehidupan sosial, memperhalus budi, menambah percaya diri dan siswa akan lebih belajar tentang bertanggung jawab.
Teater Cermin selalu berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksannya pementasan jampe-jampe harupat di Festival Teater Remaja Jawa Barat terutama Ibu Ita Septiwati, S.pd sebagai pembina, Bapak Agus Hermawan, M. Pd. sebagai wakasek Kesiswaan dan Bapak Dedi Sofyan, M. Pd. sebagai kepala sekolah serta seluruh siswa-siswi dan dewan Guru SMAN 1 Cicurug Kab. Sukabumi

Achamad dayari (Pelatih Teater Cermin)

Rabu, 05 Januari 2011

jadwal siren taun kampung budaya sindang barang 2011

Selasa 18 jan 2011 08.00 WIB Upacara Ngembang (ziarah) ke Makam leluhur di Gunung Salak dan sekitarnya. dimulai dari Imah Gede Kp.Budaya diikuti oleh para kokolot. 19.00 WIB Upacara Neutepken diikuti oleh para kokolot dan Sang Rama di Imah Gede Rabu 19 jan 2011 08.00 WIB Sawer sudat , nyawer penganten sunat di alun2 Kp.Budaya oleh Sang Rama 09.00 WIB Helaran penganten sunat keliling kampung diiiringi oleh kesenian tradisional. 10.30.WIB Ngalage di saung talu, hiburan ketuk tilu untuk penganten sunat 14.00 WIB Tatalu Gamelan di saung talu Kp.Budaya Kamis 20 jan 2011 08.00 WIB Sebret Kasep, sunatan masal di Bale pangriungan Kp Budaya 14.00 WIB Upacara Munday, menangkap ikan di sungai diikuti oleh para kokolot dan warga Jumat 21 jan 2011 14.00 WIB Ngala cai kukulu di tujuh sumber mata air diikuti oleh para kokolot 19.00 WIB Upacara Ngangkat dilanjutkan dengan Tausiah dari Habib Yahya/ Dalang Irwan Sabtu 22 jan 2011 08.00 WIB Upacara sedekah kue, diikuti oleh warga dan para kokolot di alun2 Kp Budaya 09.00 WIB Helaran tumpeng dan kerbau Pelen menuju lapangan bola untuk nugel si Pelen 10.00 WIB Upacara Nugel si Pelen Murag tumpeng, babacak makan tumpeng bersama 14.00 WIB Sedekah daging si Pelen di Imah Bali 19.00 /wib Pertunjukan kesenian di panggung II, tari jaipong, tari tani, kedang penca, angklung gubrag dan reog serta wayang golek. Tatalu gamelan dan pertunjukan wayang golek di panggung II Minggu 23 Jan 2011 08.00 WIB Helaran dongdang dari Imah bali menuju Kp Budaya 09.00 WIB Majieken Pare ayah dan pare ambu kedalam lumbung Ratna Inten 09.30 WIB Parebut dongdang hasil Bumi 10.00 WIB Pagelaran kesenian, angklung gubrag,kendang penca , rampag silat, rampag parebut seeng, dan reog

Sabtu, 04 September 2010

SUNDA
sunda berasal dari kata Su = Bagus/ Baik, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang Sunda diyakini memiliki etos/ watak/ karakter Kasundaan sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Watak / karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (pandai/ cerdas) yang sudah dijalankan sejak jaman Salaka Nagara sampai ke Pakuan Pajajaran, telah membawa kemakmuran dan kesejahteraan lebih dari 1000 tahun.

Sunda merupakan kebudayaan masyarakat yang tinggal di wilayah barat pulau Jawa namun dengan berjalannya waktu telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Sebagai suatu suku, bangsa Sunda merupakan cikal bakal berdirinya peradaban di Nusantara, di mulai dengan berdirinya kerajaan tertua di Indonesia, yakni Kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara. Sejak dari awal hingga kini, budaya Sunda terbentuk sebagai satu budaya luhur di Indonesia. Namun, modernisasi dan masuknya budaya barat lambat laun mengikis keluhuran budaya Sunda, yang membentuk etos dan watak manusia Sunda.

Makna kata Sunda sangat luhur, yakni cahaya, cemerlang, putih, atau bersih. Makna kata Sunda itu tidak hanya ditampilkan dalam penampilan, tapi juga didalami dalam hati. Karena itu, orang Sunda yang 'nyunda' perlu memiliki hati yang luhur pula. Itulah yang perlu dipahami bila mencintai, sekaligus bangga terhadap budaya Sunda yang dimilikinya.

Setiap bangsa memiliki etos, kultur, dan budaya yang berbeda. Namun tidaklah heran jika ada bangsa yang berhasrat menanamkan etos budayanya kepada bangsa lain. Karena beranggapan, bahwa etos dan kultur budaya memiliki kelebihan. Kecenderungan ini terlihat pada etos dan kultur budaya bangsa kita, karena dalam beberapa dekade telah terimbas oleh budaya bangsa lain. Arus modernisasi menggempur budaya nasional yang menjadi jati diri bangsa. Budaya nasional kini terlihat sangat kuno, bahkan ada generasi muda yang malu mempelajarinya. Kemampuan menguasai kesenian tradisional dianggap tak bermanfaat. Rasa bangsa kian terkikis, karena budaya bangsa lain lebih terlihat menyilaukan. Kondisi memprihatinkan ini juga terjadi pada budaya Sunda, sehingga orang Sunda kehilangan jati dirinya.

Untuk menghadapi keterpurukan kebudayaan Sunda, ada baiknya kita melangkah ke belakang dulu. Mempelajari, dan mengumpulkan pasir mutiara yang berserakan selama ini. Banyak petuah bijak dan khazanah ucapan nenek moyang jadi berkarat, akibat tidak pernah tersentuh pemiliknya. Hal ini disebabkan keengganan untuk mempelajari dengan seksama, bahkan mereka beranggapan ketinggalan zaman. Bila dipelajari, sebenarnya pancaran etika moral Sunda memiliki khazanah hikmah yang luar biasa. Hal itu terproyeksikan lewat tradisinya. Karena itu, marilah kita kenali kembali, dan menguak beberapa butir peninggalan nenek moyang Sunda yang hampir.

Ada beberapa etos atau watak dalam budaya Sunda tentang satu jalan menuju keutamaan hidup. Selain itu, etos dan watak Sunda juga dapat menjadi bekal keselamatan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Etos dan watak Sunda itu ada lima, yakni cageur, bageur, bener, singer, dan pinter yang sudah lahir sekitar jaman Salakanagara dan Tarumanagara. Ada bentuk lain ucapan sesepuh Sunda yang lahir pada abad tersebut. Lima kata itu diyakini mampu menghadapi keterpurukan akibat penjajahan pada zaman itu. Coba kita resapi pelita kehidupan lewat lima kata itu. Semua ini sebagai dasar utama urang Sunda yang hidupnya harus 'nyunda', termasuk para pemimpin bangsa.

Cara meresapinya dengan memahami artinya. Cageur, yakni harus sehat jasmani dan rohani, sehat berpikir, sehat berpendapat, sehat lahir dan batin, sehat moral, sehat berbuat dan bertindak, sehat berprasangka atau menjauhkan sifat suudzonisme. Bageur yaitu baik hati, sayang kepada sesama, banyak memberi pendapat dan kaidah moril terpuji ataupun materi, tidak pelit, tidak emosional, baik hati, penolong dan ikhlas menjalankan serta mengamalkan, bukan hanya dibaca atau diucapkan saja. Bener yaitu tidak bohong, tidak asal-asalan dalam mengerjakan tugas pekerjaan, amanah, lurus menjalankan agama, benar dalam memimpin, berdagang, tidak memalsu atau mengurangi timbangan, dan tidak merusak alam. Singer, yaitu penuh mawas diri bukan was-was, mengerti pada setiap tugas, mendahulukan orang lain sebelum pribadi, pandai menghargai pendapat yang lain, penuh kasih sayang, tidak cepat marah jika dikritik tetapi diresapi makna esensinya. Pinter, yaitu pandai ilmu dunia dan akhirat, mengerti ilmu agama sampai ke dasarnya, luas jangkauan ilmu dunia dan akhirat walau berbeda keyakinan, pandai menyesuaikan diri dengan sesama, pandai mengemukakan dan membereskan masalah pelik dengan bijaksana, dan tidak merasa pintar sendiri sambil menyudutkan orang lain.

Sumber: Bapak Eman Sulaeman, Yayasan Hanjuang Bodas, Bogor.

Rabu, 04 Agustus 2010

FIKSI MINI (Bersastra di Twitter)

Kemjauan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan banyak hal diberbagai bidang, begitu juga dengan sastra. Sastra sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemajuan teknologi, bisa kita ambil contoh jaman dahulu penulisan karya sastra hanya biasa di lakukan di atas kertas, sekarang tidak lagi, karya sastra biasa di tulis di media elektronik atau komputer, dan tidak sampai disitu teknologi perkomputeran terus berkembang dengan adanya media internet dan para pecinta sastra dapat menyebarluaskan karya sastranya lewat media internet, namun perkembangan media internet juga tidak terhenti sampai disitu, pasti untuk peminat internet mengenal situs pertemanan yang di sebut dengan Friendster, dalam situs pertemanan itu pengguna internet dapat menulis apa saja tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain, situs pertemanan berlanjut dengan munculnya Face Book yang begitu penomemal di awal 2007, Face Book atau FB yang di temukan seorang mahasiswa Oxsford banyak sekali menyedot perhatian pecinta internet, situs pertemanan ini lebih menarik dari situs pertemanan sebelumnya, pasalnya dalam FB lebih banyak hal yang bisa dilakukan, FB yang pada dasarnya adalah media tulis menulis antara penggunanya sangat digemari juga oleh para sastrawan, sastrawan bisa menyebarkan karya sastranya lewat situs ini, bukan hanya sastrawan yang kerajinan menulis tapi semua pengguna FB menjadi sering menulis apa yang dirasakannya hari ini atau mengirim pesan kepada sesama pengguna. Face Book tentunya memberi angin segar untuk dunia tulis menulis, walaupun FB telah menggantikan tradisi penulisan di buku harian atau Diari.
Perkembangan situs pertemanan yang tidak pernah terhenti memunculkan kembali produk barunya seperti yang paling baru yaitu Twitter , situs ini sebenarnaya lebih simpel dari FB, di situs ini penggunanya hanya bisa menuliskan sesuatu diantara dinding penggunanya, tidak seperti FB yang bisa langsung mengobrol dengan sesama penggunanya, tapi ada yang lebih menarik di Twitter dalam perkembangan dunia sastra. Agus Noor seorang sastrawan yang disebut-sebut sastrawan angkatan 2000an, bersama teman-temannya Eka Kurian dan Klara Ng, mencetuskan suatu terobosan baru dalam dunia sastra di Twitter yaitu Fiksi mini, istialh Fiksi mini dicetuskan Agus Noor untuk menamai cerita singkat yang berusaha menceritakan sebanyak mungkin kisah dengan seminim mungkin kata. “setiap pengirim cerita harus menemukan konsep dramatik dalam keterbatasan itu, ini tantangan yang menarik,” kata Agus.
Di Perancis, Fiksi mini dikenal dengan nama nouvelles. Orang Jepang menyebut kisah-kisah mungil itu dengan nama “cerita setelapak tangan”, karena cerita itu akan cukup bila dituliskan di telepak tangan kita. Ada juga yang menyebutnya sebagai “cerita kartu pos” (postcard fiction), karena cerita itu juga cukup bila ditulis dalam kartu pos. Di Amerika, ia juga sering disebut fiksi kilat (flash fiction), dan ada yang menyebutnya sebagai sudden fiction atau micro fiction. Bahkan, seperti diperkenalkan Sean Borgstrom, kita bisa menyebutnya sebagai nanofiction. Ada yang mencoba memberi batasan fiksi mini itu melalui jumlah katanya. Misalkan, sebuah karya bisa disebut Fiksi mini bila ia terbentuk dari tak lebih 50 kata. Ada yang lebih longgar lagi, sampai sekitar 100 kata. Dalam batasan seperti ini, maka kita akan menemukan bahwa banyak penulis dunia seperti Kawabata, Kafka, Chekov, O Henry, sampai Ray Bradbury, Italio Calvino dan yang paling mutakhir Julio Cortazar, menghasilkan Fiksi mini yang dahsyat. Kedahsyatan itu terasa, betapa dalam kisah yang ditulis dengan “beberapa kalimat saja”, kita dibawa pada petualangan imajinatif yang luar biasa. Dan inilah, memang, yang membuat Fiksi mini, terasa punya hulu ledak. Ia seperti bom kecil, yang di tanamkan ke kepala kita, dan ledakannya membuat otak kita berguncang. Ada gema panjang, yang bahkan terus menggoda dan tak mudah hilang, setelah kita membacanya dalam sekejap, Agus menyebutnya Fiksi mini (bukan prosa mini), karena fiksi mini memang bisa juga berbentuk puisi. Tetapi, tentu saja, bila menyangkut urusan kategorisasi, Fiksi mini tetap harus memiliki elemen narataif atau penceritaan, untuk membedakannnya dengan “puisi pendek” (misalnya). Karena kita tahu, ada bentuk-bentuk puisi yang sangat pendek, seperti haiku, tetapi barangkali tetap lebih nyaman bila disebut sebagai puisi pendek, bukan Fiksi mini. Maka, dalam Fiksi mini itu, elemen dasar penceritaan atau naratif (yang karenanya menjadi lebih dekat pada prosa) bisa ditemukan. Kita mengenal element penceritaan seperti penokohan (protagonis dan antagonis), konflik, obstacles atau juga complication dan resolution. Barangkali, pada Fiksi mini, justru resolution itu yang dihindari, karena dalam Fiksi mini, akhir (ending) menjadi semcam gema, yang terus dibiarkan tumbuh dalam imajinasi pembaca. Karakter menjadi kelebatan tokoh yang seperti kita kenal, tetapi tak mudah dipastikan, dan karenanya bergerak cepat. Itulah yang justru membuat kita penasaran.
Agus mengkutipkan satu contoh. Berikut ini adalah karya Joko Pinurbo, yang resminya oleh penulisnya sendiri, disebut puisi. Tapi, menurut saya, ia bisa disebut Fiksi mini:
Penjahat Berdasi
Ia mati dicekik dasinya sendiri.
Dalam karya itu, kita menemukan bayangan tokoh, yakni “si penjahat berdasi”. Di sana suatu konflik yang membuat si tokoh itu akhirnya mati secara mengerikan: dicekik oleh dasinya sendiri. Perhatikan kata “dicekik” dan bukan “tercekik”, misalnya. Dalam kata “dicekik” itulah, kita menemukan unsur plot arau alur: bagaimana suatu hari dasi itu berubah seperti tangan hitam dan kasar yang jengkel dan kemudian mencekik leher di tokoh itu”. Memilih kata yang tepat, efektif dan kuat secara imajinatif, menjadi kunci lain bagi proses penulisan Fiks mini.
Fiksi mini diminati oleh banyak kalangan mungkin karna ruang itu telah membuka kemungkinan ekspresi seni sastra alternatif yang mengasikan. Menjelang dua bulan ini pengikut @fiksimini mencapai sekitar 4500 orang, tak hanya kalangan sastrawan peminatnya meluas di masyarakat, seperti wartawan, sutradara, mahasiswa, dari remaja sampai berusia tua. Pengelola Fiksimini kemudian membuat blog tersendiri, http://fiksimini.com, untuk mem-backup data yang masuk, hingga kini data yang terekam mencapai 2000 cerita cerita itu bakal dikumpulkan dan diterbitkan dalam sebuah buku.
Salah satu contoh Fiksi mini milik Agus Noor
Sebutir Debu
Tepat, ketika sebutir debu itu jatuh menyentuh tanah, semesta ini pun meledak.
Contoh lain dari #RT @yanuunay: ia tulis cerita seru kpd sepupunya soal ssungai tempat ia biasa berenang. Ceritanya belum terkirim, sorenya ia tenggelam.
Contoh lain dari #RT @dedirahyudi: Dia kirim mimpi buruk di pagi hari. Malamnya mimpi itu kembali lagi. Prangkonya kurang!
Fiksi mini di Twitter menunjukan bahwa sastra bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi saat ini, sastra menjadi lebih demokratis untuk siapa saja yang ingin meminatinya, sastra menjadi tetap relevan dengan kehidupan nyata dan dengan perubahan jaman sekarang. (Ad)

*sebagian tulisan dikutip dari koran Kompas edisi Minggu 11 April 2010 dan dari catatan Agus Noor
Apa Perbedaan Drama dan Teater ?

Bila mendengar kata Drama berarti kita membayangkan sebuah pertunjukan seni peran, begitu juga saat mendengar kata Teater pasti terlintas dari pikiran kita sebuah pertunjukan seni peran lalu apa perbedaan dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani ini?
Drama adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa yunani yaitu draomai (kata kerja : dran)kata dran yang berarti berlaku(“to do”)atau bertindak (“to act”) disamping itu drama selalu dikaitkan dengan istilah play (permainan), naskah, lakon, cerita, tonil, sandiwara, hingga teater(dramaturgi 1 :Autar Abdilah). Taeter berasal dari bahasa Yunani : theatron,berarti panggung pertunjukan, sehingga sekarang ini kata teater sering digunakan untuk menunjukan sebuah gedung pertunjukan atau gedung film.
Sebernarnya secara etimologis , sudah terlihat perbedaan antara drama dan teater, tapi pada perjalanan selanjutnya teater lebih merujuk pada pertunjukan seni drama atau kelompok drama, hingga tidak terlihat perbedaan antara teater dan drama. Bila dilihat dari arti luas drama menurut”Oxpord Dictionery” drama merupakan suatu susunan prosa atau syair. Ia digubah sedemikian rupa untuk tujuan pementasan. Sedangkan cerita dalam pementasan itu berhubungan dengan adanya dialog dan tindakan yang disertai dengan gerak dan isyarat, kostum, dan pemandangan yang menyerupai kehidupan nyata, sebuah lakon. Sedangkan bila dilihat dari sejarah teater bermula dari ritual upacara pemujaan roh nenek moyang atau kepercayaan yang menanpilkan gerak tari dan gerak-gerak teatrikal.
Perbedaan teater dan drama sebenarnya semakin jelas bahwa drama yang merupakan sebuah karya sastra memerlukan teks atau naskah untuk pertunjukanya, tetapi teater tidak harus menggunakan naskah untuk pertunjukannya, setiap naskah yang dipersiapkan untuk sebuah pementasan seni peran itu bisa disebut naskah drama sedangkan pada pertunjukannya itu bisa disebut pementasan teater, itu juga sebabnya dalam pendidikan di sekolah, teater masuk dalan mata pelajaran seni budaya dan drama sudah jelas masuk pada mata pelajaran bahasa dan sastra indonesia.
Teater atau drama di Indonesia memiliki istilah tersendiri yaitu sandiwara, sandiwara terdiri dari dua kata yaitu sandi yang berarti rahasia dan wara atau warah yang berarti pengajaran jadi sandiwara bisa diartikan pengajaran yang dirahasiakan karena dalam pertunjukan teater selalu memberikan pengajaran yang tersembunyi. Namun kata drama dan teaterlah yang lebih familiar di Indonesia untuk menggambarkan sebuah pertunjukan seni peran, mungkin karena masyarakat indonesia yang lebih menyukai hal-hal yang berasal dari dari luar negeri atau kata-kata ini yang sudah sangat melekat di telinga masyarakat yang sulit untuk diubah, sehingga jika mendengar kata sandiwara masyrakat selalu berasumsi bahwa itu adalah sebuah pertunjukan teater rakyat atau sesuatu yang berbau tradisional padahal pada dasarnya kata sandiwara memiliki arti yang sama dengan teater ataupun drama.(Ad)

Jumat, 04 Juni 2010

Bogor Pesta Seni

Kata siapa kesenian daerah hampir punah? Hal itu tidak terjadi di kota hujan pada bulan-bulan ini. Antara bulan Mei - Juni Bogor sedang benar-benar pesta seni, terutama seni daerah atau seni sunda, hal ini terjadi karena Bogor sedang merayakan hari jadinya yang ke... tepatnya pada tanggal..., perayaan hari jadi Bogor (HJB) memang selalu diisi dengan berbagai acara kesenian dan acara-acara sosial, ini adalah bentuk pengabdian pemerintah Bogor terhadap masyarakatnya.
Jika berjalan di jalanan kota Bogor yang padat dengan angkot dan pekat dengan asap kenalpot, kita bisa melihat banyak baliho-baliho yang bertuliskan tentang rangkaian acara hari jadi Bogor, ada acara jalan sehat, khinatan masal, pentas seni dan yang lainya, yang paling menarik perhatian adalah acara pentas seni yang begitu banyak, hampir setiap akhir pekan di bulan Mei sampai awal Juni pementasan kesenian diselenggarakan, pementasan kesenian yang didominasi oleh pertunjukan seni tari ini dilaksanakan diantaranya di Taman Ade Irma Suryani (taman topi), Botani Squere, BTM, Plaza Balai kota, dan Gedung Kemuning Gading.
Bogor adalah daerah yang memiliki akar budaya yang kuat, hal ini juga diakui oleh daerah lain, sebagai bukti Bogor dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan-kegiatan seni budaya, setelah bulan April kemarin dipercaya sebagai tuan rumah “Kejuaran Daerah Silat Gubenur Jawa Barat Cup II”, pada tanggal 22 Mei kota Bogor menjadi tuan rumah “festival seni tari kreasi baru se-Jawa Barat”, dan satu lagi acara seni budaya yang akan diselenggarakan di kota Bogor adalah acara “temu teater mahasiswa nusantara 8 (temu teman)” yang waktu pelaksanaannya masih dalam bahasan, acara yang bertarap nasional ini pertama direncanakan berlangsung pada bulan juli, namun karena ada sedikit kendala maka acara diundur, wajar saja dalam persiapan acara tersebut terdapat kendala, acara temu teman adalah acara besar yang melibatkan semua komunitas teater di Indonesia, tentunya harus dipersiapkan secara matang dan terkonsep dengan baik.
Acara-acara kesenian daerah yang disuguhkan pada hari jadi Bogor ke... memang di dominasi oleh kesenian daerah, namun seni pertunjukan lainnya pun bukan berarti tidak ada, pada hari Minnggu tanggal 24 Mei, di Plaza Balai Kota diselenggarakan acara 1000 orang bemain Drumband, disusul pada tanggal 30 Mei di Gor Pajajaran dilaksanakan perlombaan Drumband se-Jabodetabek, acara seni pertunjukan lain adalah acara pementasan wayang golek dengan dalang Asep Sunandar Sunarya yang sudah tidak asing lagi di telinga warga Bogor, karena hampir setiap perayaan HJB selalu di selenggarakan pertunjukan wayang golek dan masih banyak lagi rangkaian acara yang dipersiapkan oleh panitia HJB untuk memanjakan warga Bogor.
Kesenian adalah sesuatu yang indah lebih indah lagi bla bisa disaksikan atau diapresiasi, kesenian daerah tidak akan pernah mati bila masih ada yang melestarikan dan mengembangkannya, ini lah yang dilakuKan Bogor dalam merayakan hari jadinya, berusaha terus melestarikan dan mengembangkann kesenian asli daerah yaitu kesenian sunda. Wilujeung milang kala Bogor mugia rahayu tur bagja salawasna (Ad)

Kamis, 06 Mei 2010

seni pencak silat, gubernur cup II di bogor

SENI PENCAK SILAT
Ada sebuah kegiatan yang menarik yang berlangsung di GOR Pajajaran Kota Bogor, teryata di tempat yang merupakan pusat pengembangan olahraga Kota Bogor itu sedang berlangsung Kejuaran Daerah Silat Gubenur Jawa Barat Cup II, yang dilaksanakan pada 19-23 April 2010, acara yang dibuka pada hari Senin 19 April 2010 ini di ramaikan oleh beberapa pertunjukan kesenian diantaranya : rampak kendang, atraksi pesilat-pesilat cilik, atraksi pesilat luar negeri dan lain-lain. Bogor yang menjadi tuan rumah terlihat mempersiapkan acara ini dengan matang dengan dukungan dari salah satu koran lokal Kota Bogor yang tampak benar-benar menguasai kedudukan sponsor diacara ini, bila berbicara tentang silat rasanya di telinga masyarakat Bogor tidak terasa begitu asing, wajar saja di Bogor ada salah satu wilayah yang mahsyur dengan seni pencak silatnya yaitu daerah Cimande, tapi berdasarkan penelusuran penulis ternyata pencak silat Cimande adalah bagian dari perkembangan silat di Jawa Barat yang bermula dari daerah Cianjur, berdasarkan alirannya, beladiri pencak silat yang ada di Jawa Barat dibagi berdasarkan beberapa aliran, diantaranya Cimande, Cikalong, Syahbandar dan beberapa aliran lainnya lagi. Pencak silat Cimande untuk pertamakalinya disebarkan oleh Sakir penduduk Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur. Sakir adalah salah seorang tokoh pencak silat, serta ilmu kebatinan Sakir dikenal berilmu tinggi karenanya Sakir sangat disegani masyarakat, penduduk setempat menganggap Sakir sebagai orang tua mereka sendiri. Sakir dibawa pindah oleh R. Aria Natanagara ke Bogor. Oleh Bupati Bogor Sakir diangkat menjadi pengawal Bupati. Selama Sakir mengabdi pada Bupati Bogor, beliau bertempat tinggal di Cimande (Kabupaten Cianjur). Karena itulah Pencak Silat yang diajarkan dan disebarkan oleh Sakir disebut Pencak Cimande. Mungkin itulah awal mula disebutnya pencak silat Cimandean, seperti di daerah Cimande Kabupaten Bogor yang terkenal dengan pencak silatnya mungkin nama Cimande ini diambil dari nama aliran silat yang dibawa oleh Sakir, tapi semua ini belum bisa menjadi bukti yang pasti karena penulis juga kekurangan reverensi tentang semua itu. Tapi terlepas dari semua itu memang Bogor memiliki akar tradisi yang kuat khusunya pencak silat, sebagai bukti Kabupaten Bogor menyabet lebih dari delapan medali putri dan putri dari berbagai kelas yang diperlombakan, yang menjadi ironi adalah kontingen Kota Bogor hanya bisa menyabet sekitar empat medali, padahal Kota Bogor bertindak sebagai tuan rumah.
Kegiatan yang dipersiapkan untuk Porda (Pekan olah raga daerah) Jabar XI 2010 di Bandung Juli nanti ini memang berlangsung begitu meriah namun ada saja kekurangan dari semua itu, di acara pembukaan dan penutupan tidak terlihat pejabat tinggi daerah yang seharusnya membuka atau menutup acara tersebut seperti Walikota Bogor dan Gubernur Jawa Barat yang tidak terlihat batang hidungnya, apakah ini bentuk dari tidak kepedulian mereka atau ada kegiatan lain di luar acara tersebut yang lebih penting. Tapi di luar itu semua sebauah penghargaan tetap harus diberikan kepada Kota hujan ini, karena masih mau memberikan ruang bagi para pendekar-pendekar silat Jawa Barat untuk terus berkarya, kegiatan ini pun dapat menjadi pendorong bagi terus berkembangnya peningkatan prestasi silat Indonesia yang bebrapa tahun ini sedang terpuruk, karena pesilat-pesilat Indonesia sekarang tidak bisa berbicara banyak di dunia internasional, pesilat Indonesia masih terkalahkan oleh pesilat negara tetangga seperti Thailand atau Vietnam padahal pelatih-pelatih negara tersebut berasal dari indonesia.
Pencak silat atau silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.(Ad)

Mari Berteriak


ShoutMix chat widget